Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Perserikatan Naga Api Jilid 29

Karya : Stevanus S.P
YANG membuat Cian Ping merasa ngeri berhadapan dengan Liong Pek-ji adalah selain gerakannya yang sangat cepat, juga napas lawan yang memancarkan bau busuk luar biasa, seperti umumnya bau binatang-binatang buas pemakan daging mentah! Dan celakanya Liong Pek-ji terus mendesaknya dalam jarak dekat, sehingga Cian Ping benar-benar merasa kepalanya pusing dan perutnya mual luar biasa. Totokan musuh ke arah bahunya masih bisa dihindari, namun totokan ke pinggangnya tidak terhindar lagi, maka Cian Ping pun terhuyung hampir roboh.

Perserikatan Naga Api Jilid 29

Perserikatan Naga Api Jilid 28

Karya : Stevanus S.P
LERENG bukit Siong-san yang biasanya sunyi itu, kini telah penuh dengan murid-murid dari berbagai perguruan dengan seragamnya masing-masing, sementara ujung-ujung senjata mencuat di sana-sini, menimbulkan suasana tegang yang mencengkam perasaan.

Perserikatan Naga Api Jilid 28

Perserikatan Naga Api Jilid 27

Karya : Stevanus S.P
TONG WI-HONG yang menyahut, “Tay-su (bapak pendeta), hal itu sudah kami pertimbangkan. Tetapi kami berdua tetap bertekad untuk menyelidiki ke sana betapapun besarnya bahaya yang harus kami hadapi, supaya jika kelak kami bertempur dengan orang-orang Hwe-liong-pang perasaan kami sudah merasa lega karena sudah tahu siapa musuh-musuh kami itu.”

Perserikatan Naga Api Jilid 27

Perserikatan Naga Api Jilid 26

Karya : Stevanus S.P
“TENTU sangat sulit, sebab sikap permusuhan sudah terlanjur tertanam antara kedua pihak, apalagi telah jatuh korban pula,” kata Ting Bun. “Namun jalan tidak tertutup sama sekali, sebab kita harus ingat Hwe-liong-pang pernah punya perbuatan-perbuatan baik pula. Bukankah kau ingat bahwa In Yong pernah bercerita kepada kita bahwa Hwe-liong-pang pernah berbuat kebajikan di beberapa tempat? Kita harapkan sikap para pendekar itu bukan suatu sikap mati yang kaku, namun aku yakin mereka akan cukup bijaksana dalam mempertimbangkan semua keterangan.”

Perserikatan Naga Api Jilid 26